Selasa, 26 November 2019

My argument: Isi Pidato Hari Guru Nasional 25 November 2019

Hi, Everybody! Welcome in My Blog 😊


Nama saya Novi Lyanti Siahaan, mahasiswa pendidikan kimia, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Jambi. Saya telah melaksanakan program PLP (Pengenalan Lingkungan Sekolah) selama 2 bulan di SMA Negeri 1 Kota Jambi. Dimana, dosen pamong saya ialah Bapak Dr. Drs. Syamsurizal,  M.Si dan guru pamong saya adalah Ibu Dra. Sri Wahyuningsih.  
Kali ini, saya akan membahas mengenai pidato dari Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yaitu Bapak Nadiem Makarim. Pidato ini diungkapkan untuk memperingati Hari Guru Nasional pada Senin, 25 November 2019. Ada beberapa poin  penting yang sangat menyentrik dalam isian pidato tersebut yang dapat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar didalam kelas, diantaranya : 


Ajaklah Siswa Berdiskusi, Bukan Hanya Mendengar 

Dalam konteks ini tentunya telah dilaksanakan dengan baik karena sistem kurikulum saat ini yaitu Kurikulum 2013 sangat membantu siswa dalam berinteraksi disekolah. Namun, tidak semua siswa dapat berinteraksi dengan baik dalam belajarnya. Selain dalam proses belajarnya sendiri, kegiatan diskusi juga penting untuk mengembangkan keaktifan anak baik dengan teman maupun dengan guru. 
Dalam proses belajar mengajar dalam pendidikan, diskusi adalah suatu penyampaian bahan peserta didikan yang semuanya itu diserahkan kepada peserta didik/kelompok-kelompok peserta didik untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun  berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

Setiap siswa harus berpartisipasi aktif dalam kelas. Apabila semua terlibat, maka diskusi pun semakin tinggi kualitasnya. Guru sebagai fasilitator pun akan merasa berhasil jika situasi demikian terjadi. Penggunaan strategi dan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif karena siswa lebih berperan serta lebih terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar. 

Kegiatan belajar sambil bermain adalah satu cara bagus untuk di aplikasikan ke dalam proses pembelajaran. Dengan adanya permainan, siswa akan senang dan terhindar dari rasa jenuh saat memperlajari suatu materi yang disajikan oleh gurunya. Selain itu, belajar sambil bermain akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif ketimbang model belajar yang sekedar mendengarkan guru berbicara saja. Salah satu model pembelajaran yang patut dicoba untuk bisa mengaplikasikan seperti apa yang saya ceritakan diatas adalah model pembelajaran talking stick. 

Dalam model pembelajaran ini siswa akan memperguanakan tongkat sebagai sara belajar mereka. 
Hal ini juga saya terapkan dalam proses KBM saat Pengenalan Lingkungan Persekolahan di SMA Negeri 1 Kota Jambi. Berdasarkan observasi yang saya lakukan dikelas XII IPA 5, permasalahan yang saya dapatkan didalam kelas yaitu kurangnya partisipasi siswa dalam proses belajar dikarenakan siswa kurang aktif dalam proses belajar dan juga minimnya waktu untuk mata pelajaran kimia yang dilaksanakan saat jam terakhir sehingga membuat sebagian siswa sibuk dengan dirinya sendiri. Untuk itu, saya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dimana suatu pembelajaran yang mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat untuk membantu siswa dalam mencapai beberapa aspek dari tujuan pembelajaran. 

Stahl dalam Isjoni (2011:42-43) menyatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social skill) seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi perilaku yang menyimpang dalam kelas. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis  menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan kinerja siswa sehingga memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi.

 


Berikan Kesempatan Kepada Murid Untuk Mengajar Dikelas
 

Dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajar dikelas akan membuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, hal ini terbukti saat siswa diminta mengerjakan soal dipapan tulis dan menjelaskan kembali kepada temannya. Adanya interaksi siswa yang kurang mengerti membuatnya menjadi paham dalam menjawab soal. Disini siswa dituntut untuk lebih percaya diri akan kemampuannya, sehingga proses belajar menjadi efektif.


Cetuskan Proyek Bakti Sosial Yang Melibatkan Seluruh Kelas





Bakti sosial dengan melibatkan seluruh kelas merupakan suatu kegiatan wujud dari kepedulian atau rasa kemanusiaan terhadap sesama siswa. Dimana dengan adanya kegiatan ini dapat merekatkan rasa kekerabatan siswa terhadap orang lain yang berbeda kelas. Tujuannya adalah mempererat hubungan antara sesama siswa, memberikan motivasi tentang pentingnya kesadaran dalam meningkatkan wawasan serta mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sebagai sarana aktualisasi diri untuk membantu sesama.


Proyek bakti sosial ini telah dilakukan di SMA Negeri 1 Kota Jambi melalui kegiatan kebersihan antar kelas. Ini melibatkan hubungan kerjasama baik siswa dalam kelas maupun antar siswa yang berbeda kelas. Hal ini dibuktikan den gan adanya apresiasi yaitu memberikan piagam kebersihan untuk kelas yang mampu bekerja sama dengan baik. 


Temukan Suatu Bakat Dalam Diri Murid Yang Kurang Percaya Diri

Bakat adalah kemampuan yang memang sudah melekat dan dimiliki oleh setiap orang yang bisa digunakan dalam mempelajari sesuatu hal dengan cepat dan bahkan beberapa diantaranya bisa mempelajari dalam waktu singkat serta mendapatkan hasil yang sangat baik pula. Dengan kata lain, bakat sudah melekat pada diri manusia sejak saat lahir.

Bakat setiap siswa satu sama lain berbeda beda dan sangat bermacam macam. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat yang dimiliki oleh seseorang, baik cepat maupun lambat bakat seseorang bisa berkembang jika : 
  • Seberapa jauh tingkat pendidikan yang dilalui 
  • Lingkungan sekitar mendukung bakatnya 
  • Struktur syaraf motoriknya baik 
  • Memiliki motivasi dan minat untuk belajar 
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Kota Jambi yang telah saya lakukan, bakat yang ada dalam siswa beragam baik akademik maupun non akademik. Untuk yang akademik dalam tingkat kecil misalnya didalam kelas siswa berlomba-lomba untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Sedangkan untuk tingkat besarnya siswa memenangkan lomba karya tulis ilmiah (LKTI) tingkat provinsi Jambi. 
Dalam kegiatan non akademik misalnya kegiatan ekstrakurikuler juga dilakukan, seperti pramuka, kegiatan liga sepak bola, dance, dan lainnya.


 

Tawarkan Bantuan Kepada Guru Yang Sedang Mengalami Kesulitan 

Hasil belajar yang dicapai dalam proses pembelajaran tentunya memiliki tingkat ketuntasan hasil belajar yang berbeda-beda. Menjadi guru professional tidaklah bisa tanpa belajar dari yang lain. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang professional meliputi :
  1. Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 
  2. Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 
  3. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c). 
  4. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Kota Jambi, menawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan telah dilakukan. Ini terlihat pada interaksi baik guru terhadap mahasiswa maupun antar sesama mahasiswa PLP.









“Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak.” - Nadiem Anwar Makarim (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia)